Bimbang dalam melakukan kebenaran sering kali melanda kita, sebagai contoh ada orang yang bertanya kenapa kita diharamkan makan daging babi, dengan yakin aku menjawab karena agama mengharamkannya, kemudian sipenanya menambahkan bahwa sebenarnya haramnya daging babi itu karena mengandung cacing pita yang sangat membahayakan bagi tubuh kita. Suatu hari aku bertemu lagi dengannya kemudian dia berkata bahwa karena kemajuan ilmu kedokteran, kandungan cacing pita dalam daging babi sudah bisa diatasi, jadi bisa dijamin daging babi yang sekarang dijual tidak mengandung cacing pita lagi. Walaupun begitu kita pasti tetep teguh mempertahankan bahwa daging babi pasti tetep haram dimakan sampai kiamat juga.
Dalam kesempatan lain dia bertanya lagi kepadaku bahwa kenapa banyak terjadi bencana gempa bumi yang yang menghancurkan manusia, kemudian jawabannya adalah karena manusia banyak berbuat maksiat dan melalaikan perintah Alloh Subhanahu wa Ta'ala. Dan pada kesempatan bertemu berikutnya dia mengatakan kepadaku bahwa jepang telah menerapkan konstruksi bangunan anti gempa, ini penemuan luar biasa dalam menghadapi gempa. Walau begitu tetep kita masih yakin bahwa walau manusia bisa merekontruksi bangunan anti gempa tetep maksiat adalah terlarang, azab Alloh tak ada yang bisa melawannya, gempa bisa diakali tapi kalo tsunami hebat yang datang mo gimana coba ? pernah saya mendapat nasehat bahwa sesungguhnya kita melaksanakan perintah Alloh itu karena itulah bukti ketaatan kita pada Alloh, kalau kita haram makan daging babi ya karena Alloh mengharamkannya,
adapun manusia menemukan cara mengatasi kandungan cacing pita dalam daging babi bukan berarti daging babi jadi halal hukumnya, dan lagi jika kita maksiat kita takut di timpakan bencana gempa bumi, tanah longsor banjir bandang, dikemudian hari manusia bisa bikin kontruksi bangunan anti gempa, bendungan anti banjir bukan berarti terus maksiat jadi boleh, kita merasa aman melakukan maksiat, bagaimana kalo Alloh timpakan Sunami hebat seperti di Negeri Sakura ?
Ramai orang membicarakan fenomena alam yang tidak lazim, di Jogjakarta misalnya, langit seakan terbelah, penduduk merasa khawatir akan terjadi bencana, kemudian muncul pendapat - pendapat bahwa hal itu adalah hal biasa, kejadian itu dikarenakan cahaya matahari yang terhalang sesuatu. Yang namanya orang pengin selalu mengingat Alloh dengan kejadian alam yang tidak biasa ya tidak salah, orang kita makhluk ciptaan Alloh Yang Maha Agung kok, bukan berarti kita ga punya pikiran, dengan menganggap segala kejadian luar biasa adalah peringatan kepada manusia untuk lebih mawas diri, lebih mendekatkan diri kepada Sang Kholik kan itu bagus, ga salah. Ada pendapat bahwa kejadian bencana gempa bumi, sunami, tanah longsor itu adalah suatu kejadian yang ilmiah, memang itulah sifat alam, semua dapat di jelaskan dengan ilmiah. Secara ilmiah berarti secara ilmu pengetahuan kan ? jadi kalo ada pendapat mengatakan secara ilmiah gempa terjadi karena ada pergerkan dan benturan lempeng bumi, yang pastiii Alloh itu pencipta segala sesuatau yang ada maka yang menciptkan benturan lempeng bumi ya Alloh, jadi tidak ada alasan untuk tidak beriman kepada Alloh Subhanahu wa Ta'ala meskipun telah majunya teknologi dan ilmu pengetahuan. Ilmu berasal dari Alloh juga, ilmu pengetahuan bukanlah Tuhan, Ilmu adalah karunia dari Alloh Tuhan Semesta Alam.